BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kecamatan adalah
wilayah kerja Camat
sebagai perangkat daerah
kabupaten/kota dan menjalankan
kewenangannya sesuai yang
dilimpahkan oleh Kepala
Daerah. Kecamatan dipimpin
oleh seorang Camat
yang bertanggung jawab
kepada Kepala Daerah
melalui Sekretaris Daerah.
Wilayah samarinda memiliki enam kecamatan salah satunya adalah kecamatan
palaran yang beralamat di Jl.Ampera No.1 Kelurahan Rawa Makmur Kecamatan
Palaran. Kecamatan palaran mempunyai tugas dalam
penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan, melakukan pembinaan,
bimbingan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi serta mengkoordinasikan
kegiatan dan perumusan perencanaan kecamatan yang meliputi kegiatan
pengadministrasian umum, tata pemerintahan. Pemberdayaan masyarakat,
ketentraman dan ketertiban, ekonomi dan pembangunan, serta kesejahteraan rakyat
berdasarkan ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan kewenangan yang dilimpahkan
kepala daerah.
Di
Kantor Camat Palaran, pengolahan
data
inventaris barang kantor camat
masih menggunakan buku besar,
padahal untuk mengolah data inventaris barang kantor camat memerlukan ketelitian,
ketepatan dan memakan waktu yang lama,
karena semua barang yang ada di lembaga pemerintahan
tersebut
mulai dari awal berdirinya lembaga tersebut harus ada catatanya meskipun
barangnya sudah rusak,
namun karena barang tersebut milik/pemberian dari
negara maka semua prosedurnya harus ada. pengertian inventaris
sendiri menurut kamus umum besar bahasa indonesia adalah (daftar) barang-barang yang dipakai di kantor,
perusahaan dan
sebagainya, dan
inventarisasi adalah pembuatan atau penyusunan daftar barang-barang yang ada di
kantor, rumah, perusahaan dan sebagainya. bayangkan betapa rumitnya jika kita ingin mengetahui
barang apa saja yang dibeli oleh suatu lembaga dalam waktu 10 atau 20 tahun
yang lalu jika kita harus membuka file-file atau catatan mengenai barang
tersebut dalam suatu buku, mungkin lebih dari satu tumpukan buku-buku besar
yang harus kita baca satu persatu dan akan memakan waktu yang cukup lama.
Untuk mengatasi permasalahan
di atas, maka penulis mencoba mengangkat masalah ini menjadi judul laporan kuliah kerja praktek
untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan jenjang Strata Satu di Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Sentra
Pendidikan Bisnis Samarinda, dimana judul yang
diambil yaitu “PERANCANGAN
APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN BARANG INVENTARIS”.
Sistem yang terkomputerisasi diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang
timbul dalam sistem yang pekerjaanya masih
mengandalkan buku besar, sehingga dapat
meningkatkan kinerja para pegawai Kantor
Camat Palaran.
Kedepannya penulis berencana untuk mengembangkan
rancangan tersebut lebih luas lagi yaitu menggunakan server terpusat yang
fungsi server tersebut sebagai databasenya,
sehingga para pegawai lain bisa menginput
data barang-barang inventaris yang berada diruangan mereka secara langsung
tanpa memberi data barang inventaris kepada bagian petugas bendahara untuk
meng-inputkan data inventaris
disetiap ruangan.
1.2 Rumusan
Masalah
Mengidentifikasi
masalah yang ada merupakan langkah pertama dalam perancangan suatu sistem.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dari sistem inventaris barang yang
sedang berjalan saat ini antara lain.
1. Belum
terintegrasinya data-data barang inventaris sehingga keberadaan barang tidak teratur.
2. Lambatnya
proses pengolahan sehingga data atau
informasi yang dihasilkan kurang akurat dan aktual.
1.3 Batasan
Masalah
Agar pembahasan masalah
yang dilakukan dapat terarah dengan baik dan tidak menyimpang dari pokok
permasalahan, maka penyusun membatasi permasalahan yang akan dibahas, yakni :
1. Perancangan
aplikasi bersifat desktop.
2. Sistem
Informasi yang dibuat terdiri dari pendataan Data Barang.
3. Perancangan
aplikasi ini menggunakan Visual Basic 6.0.
4. Pencetakan
Laporan meliputi laporan keadaan barang,barang yang sudah rusak maupun yang
masih berfungsi dengan baik.
1.4 Tujuan
Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam
perancangan Sistem Informasi Pengelolaan Barang Inventaris adalah peningkatan
efektifitas kerja dan laporan-laporan yang lebih akurat mengenai inventaris
barang.disamping tujuan utama diatas ada beberapa tujuan lain, diantaranya dalam
hal ini
penelitian lakukan untuk mengetahui dan menganalisa kendala apa saja yang ada pada sistem inventaris Kantor Camat Palaran yang sedang berjalan saat ini, untuk mengetahui teknik-teknik perancangan sistem inventaris Kantor Camat Palaran. tujuan individual adalah untuk menambah ilmu pengetahuan serta pengalaman dari pengenalan dan penelitian pada sebuah sistem Kantor Camat Palaran, sehingga peneliti melakukan penelitian untuk menyelesaikan laporan kuliah kerja praktek.
penelitian lakukan untuk mengetahui dan menganalisa kendala apa saja yang ada pada sistem inventaris Kantor Camat Palaran yang sedang berjalan saat ini, untuk mengetahui teknik-teknik perancangan sistem inventaris Kantor Camat Palaran. tujuan individual adalah untuk menambah ilmu pengetahuan serta pengalaman dari pengenalan dan penelitian pada sebuah sistem Kantor Camat Palaran, sehingga peneliti melakukan penelitian untuk menyelesaikan laporan kuliah kerja praktek.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan dan terjawabnya rumusan
masalah secara akurat. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Kantor Camat Palaran
Adanya
penelitian ini, dapat menjadi referensi bagi Kantor Camat Palaran agar sistem
yang berjalan bisa menjadi lebih baik lagi.
2. Bagi Mahasiswa
Adanya
penelitian ini, mendapatkan tambahan wawasan terhadap penelitian ini sehingga
peneliti dapat membuat laporan kuliah kerja praktek ini. Serta mempermudah
mahasiswa untuk melakukan registrasi dan perkuliahan umum sehingga mahasiswa
bisa melakukannya tidak hanya di lingkungan kampus.
1.6 Sistematika
Penulisan
Pada dasarnya, penyusunan sistematika
penulisan bertujuan untuk memudahkan para pembaca dalam mengikuti apa yang
dipaparkan dalam laporan Kuliah kerja praktek ini, maka sistematika penulisan
laporan ini disusun sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan tentang
latar belakang penelitian, tujuan penelitian serta tujuan penulisan laporan,
batasan masalah, manfaat yang diperoleh
serta sistematika penulisan laporan ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini menguraikan tentang
teori - teori yang mendukung Laporan kuliah kerja praktek ini. Pembahasan
landasan teori ini meliputi penjelasan tentang definisi-definisi, penjelasan
mengenai perangkat lunak yang digunakan dalam perancangan sistem informasi dan
istilah-istilah yang terkait didalamnya.
BAB III ANALISIS
Dalam
bab ini menjelaskan tentang perancangan konsep dari aplikasi
pengolahan data inventaris barang dan penjelasan mengenai metode penelitian, perangkat penunjang dalam proses
menganalisa, instrument, serta metode pengembangan sistem yang akan dibangun
dan pelaksanaan penelitian tersebut.
BAB IV
TINJAUAN UMUM INSTANSI
Dalam bab ini berisikan penjelasan
mengenai instansi tempat dilaksanakannya kerja kuliah praktek. Seperti sejarah,
struktur organisasi, tugas, dan wewenang serta menjelaskan mengenai proses
bisnis di instansi yang bersangkutan, terutama dengan topik yang diambil.
BAB V
PEMBAHASAN
Berisikan kaitan antara rancangan
sistem yang dibuat dengan program yang telah dibuat. dalam implentasi diuraikan
tentang bahasa pemograman yang digunakan, perangkat keras yang diperlukan,
pemograman dan bagan alir dokumen baru, rancangan dokumen masukan maupun
keluaran yang baru serta rancangan kodefikasi. Rancangan terperinci yang
mencakup Diagram konteks dan Data Fow Diagram (DFD), perancangan
struktur program, perancangan struktur file, perancangan struktur menu,
perancangan antar muka yang mencakup masukan dan keluaran.
BAB VI PENUTUP
Berisi kesimpulan dari seluruh
pembahasan yang telah dikerjakan dari bab I sampai dengan bab V serta
saran-saran mengenai perancangan sistem informasi dan aplikasi yang telah
diusulkan untuk dikembangkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Pada bab ini akan dipaparkan sumber
– sumber literature, tutorial, buku, maupun situs – situs yang digunakan dalam
pembuatan laporan kerja kuliah praktek ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, terutama setelah diberlakukannya
Undang-undang Otonomi Daerah, maka Kepala Daerah perlu dibantu oleh perangkat
daerah yang dapat menyelenggarakan seluruh urusan pemerintah yang dilaksanakan
oleh pemerintah daerah. Oleh karena itu untuk membantu Kepala Daerah dalam
menyelenggarakan pemerintahan daerah maka bupati sesuai dengan wewenangnya
melimpahkan sebagian urusan otonomi daerah dan tugas umum pemerintah kepada
Camat sebagai perangkat daerah yang memimpin wilayah Kecamatan.
Peran
camat ini sangat penting dan sangat strategis dalam mendukung terlaksananya
otonomi daerah, apalagi saat ini Kecamatan bukan lagi sebagai kepala wilayah
Kecamatan sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat, melainkan kecamatan
diberlakukannya Undang-undang 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, adalah
merupakan unsur perangkat daerah yang menerima pelimpahan wewenang dari
Bupati/Walikota untuk melaksanakan sebagian urusan otonomi daerah dan
pemerintahan umum.
Hal
tersebut di atas berarti kecamatan mempunyai keleluasaan untuk mengekpresikan
dirinya menuju arah berkembang melalui pemberdayaan masyarakat daerah diwilayah
kerjanya, sebagai organisasi perangkat daerah di Kabupaten/Kota yang
berhubungan langsung dengan masyarakat, maka lebih memahatni serta dapat
menampung masukan-masukan berupa keluhan maupun kritikan ataupun sumbangan
pemikiran berupa saran dari masyarakat.
Dengan
dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah, dimana disebutkan dalam Pasal 17 adalah sebagai berikut :
1. Kecamatan
merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten dan daerah
kota.
2. Camat
mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh
bupati/walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.
3. Camat
sebagaimana dimaksud pada ayat 2 juga menyelenggarakan tugas umum pemerintahan
meliputi :
a. Mengkoordinasikan
kegiatan pemberdayaan masyarakat.
b. Mengkoordinasikan
upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum.
c. Mengkoordinasikan
penerapan penegakan peraturan perundang-undangan.
d. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas
pelayanan umum.
2.2
Inventaris
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) yang dimaksud inventaris adalah
“(daftar) barang-barang yang dipakai di kantor, perusahaan dsb, dan
inventarisasi adalah pembuatan atau penyusunan daftar barang-barang yang ada di
kantor, rumah, kapal dsb. pengumpulan data mengenai hasil-hasil yang telah
dicapai atau apa-apa yang telah dimiliki. dalam inventaris barang-barang yang
dicatat dikelompokan ke dalam beberapa kelompok yakni :
a.
Tanah
b.
Peralatan dan
mesin
c.
Bangunan
d.
Jalan, Irigasi
dan Jaringan
e.
Aset tetap
lainnya
f.
Konstruksi dalam
penyelesaian
2.2.1
Pengelolaan
Barang Milik Negara
Perubahan paradigma
baru pengelolaan barang milik negara/aset negara yang ditandai dengan
keluarkannya PP No. 6 /2006 yang merupakan peraturan turunan UU No. 1 /2004
tentang Perbendaharaan Negara, telah memunculkan optimisme baru best practices dalam penataan dan
pengelolaan aset negara yang lebih tertib, akuntabel, dan transparan
kedepannya. Pengelolaan aset negara yang professional dan modern dengan
mengedepankan good governance di satu
sisi diharapkan akan mampu meningkatkan kepercayaan pengelolaan keuangan negara
dari masyarakat /stake-holder. Pengelolaan
aset negara dalam pengertian yang dimaksud dalam Pasal1 Ayat (1) dan Ayat (2)
PP No.6/2006 adalah tidak sekedar administratif semata, tetapi lebih maju
berfikir dalam menangani aset negara, dengan bagaimana meningkatkan efisiensi,
efektifitas dan menciptakan nilai tambah dalam mengelola aset. Oleh karena itu,
lingkup pengelolaan aset negara mencakup perencanaan kebutuhan dan
penganggaran; pengadaan; penggunaan; pemanfaatan; pengamanan dan pemeliharaan;
penilaian; penghapusan; pemindahtanganan; penatausahaan; pembinaan,
pengawasan,dan pengendalian. Proses tersebut merupakan siklus logistik yang
lebih terinci yang didasarkan pada pertimbangan perlunya penyesuaian terhadap
siklus perbendaharaan dalam konteks yang lebih luas (keuangan negara).Dewasa
ini muncul banyak sekali permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan
pengelolaan Barang Milik Negara (BMN). Permasalahan permasalahantersebut antara
lain yaitu terdapat perubahan dari bebera paperaturan perundang-undangan di
bidang BMN, antara lain Undang-Undang Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah, Permen
Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan BMN, dan PMK nomor
96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,
Penghapusan, dan Pemindahtanganan BMN. Namun, pada dasarnya terdapat ciri yang
menonjol dari produk-produk hukum tersebut yaitu meletakkan landasan hukum
dalam bidang administrasi keuangan negara dan melakukan pemisahan secara tegas
antara pemegang kewenangan administratif dan pemegang kewenangan
perbendaharaan. Selain itu, sejalan dengan kebijakan nasional yaitu adanya
otonomi daerah serta bergulirnya perubahan struktur kabinet yang memunculkan
penghapusan suatu kementerian di satusisi dan pendirian kementerian pada sisi
yang lain membawa implikasi adanya mutasi barang milik negara.
Menurut Pasal 1 Ayat
(1) dan Ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 yang dimaksud dengan:
“Barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah”. dan “Barang milik daerah
adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal
dari perolehan lainnya yang sah”.
2.2.2
Ruang Lingkup
Barang Milik Negara/Daerah meliputi
:
1. Barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
APBN/D.
2. Barang yang berasal dari perolehan lainnya
yang sah, yaitu :
a. barang
yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis.
b. barang
yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak.
c. barang
yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang.
d. barang
yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.
Pengelolaan BMN/D menurut pasal 3 ayat (2) pp no. 6 tahun 2006 Pengelolaan barang milik
negara/daerah meliputi:
1. perencanaan
kebutuhan dan penganggaran.
2. Pengadaan.
3. Penggunaan.
4. Pemanfaatan.
5. pengamanan
dan pemeliharaan.
6. Penilaian.
7. Penghapusan.
8. Pemindahtanganan.
9. Penatausahaan.
10. pembinaan,
pengawasan dan pengendalian.
2.3
Sistem
Sistem adalah sekelompok komponen dan
elemen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem
juga bisa didefinisikan
sebagai sekumpulan objek, ide, berikut saling keterhubungannya (inter-relasi)
dalam mencapai tujuan dan sasaran bersama. Menurut Sutarman (2009:5), “sistem
adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi dalam
satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama.
Pada
saat ini banyak pihak yang telah mendalami masalah sistem untuk kebutuhannya
sehingga definisi sistem menjadi beragam.
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tahun 2005 halaman 1076 pengertian sistem
adalah “Perangakat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas”. dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
sistem yaitu suatu susunan yang teratur dari kegiatan-kegiatan yang saling
tergantung dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan, yang melaksanakan dan
mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan untuk organisasi dalam mencapai
suatu tujuan.
Sistem ini
sendiri
memiliki beberapa sifat-sifat
berikut :
1. Komponen
Sistem (Component)
Komponen
ini saling berintegrasi dan bekerjasama untuk membentuk satu kesatuan.
2. Batasan
sistem (Boundary)
Merupakan daerah yang membatasi antara
suatu sistem dengan sistem lainnya.
3. Lingkungan
luar sistem (environment)
Merupakan
segala sesuatu diluar batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem.Environment ini bisa bersifat
menguntungkan dan juga merugikan.
4. Penghubung
Sistem
Merupakan media penghubung antara
subsistem yang satu dengan subsistemyang lainnya.
Dengan
adanya penghubung, suatu subsistem dapat berinteraksi dan berintegrasi dengan
subsistem yang lain .
5. Masukan
Sistem
Merupakan masukan yang
berupa perintah supaya sistem dapat beroperasi.
6. Keluaran
Sistem
Merupakan hasil dari operasi yang
dilakukan sistem. Keluaran ini dapat merupakan masukan bagi subsistem yang
lain.
7. Pengolahan
sistem.
Suatu
sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan mengubah masukan
menjadi pengeluaran.
8. Sasaran
sistem
Suatu
sistem dikatakan berhasil jika mengenai sasaran atau tujuannya.
2.4
Informasi
Secara
Etimologi, Kata informasi ini berasal dari kata bahasa Perancis kuno informacion pada tahun 1387 mengambil
istilah dari bahasa Latin yaitu informationem
yang berarti “konsep, ide atau garis besar”.
Informasi
ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehingga informasi
ini sangat penting di dalam suatu organisasi. informasi sangat erat hubungannya
dengan data. oleh karena itu, sebelum pengertian informasi dikemukakan, maka
akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian data.
Dari
arti kata data merupakan bentuk jamak dari datum, yang berarti “kenyataan atau catatan”. serta
merupakan fakta atau kenyataan yang belum dievalusai atau bahan mentah dari
informasi. menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2005 disebutkan bahwa
“data adalah keterangan yang benar dan nyata , pengumpulan untuk
memperoleh keteranagan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian
(analisis/kesimpulannya)”.
Informasi adalah makna atau pengertian yang dapat diambil dari suatu data
dengan menggunakan konversi-konversi yang umum di gunakan di dalam
representasinya atau dengan kata lain, informasi merupakan data yang telah
diolah menjadi lebih berguna dan bermanfaat.
Setiap
informasi mempunyai kadar kualitas informasi yang bergantung pada tiga atribut,
yaitu keakuratan, ketepatan waktu, dan relevansinya. Akurat berarti derajat
kebebasan informasi dari kesalahan mendekati nol bahkan bebas dari kesalahan.
Tepat waktu berarti informasi yang sampai pada penerima tidak boleh terlambat,
pada saat informasi itu di butuhkan, saat itu informasi ada. Relevan berarti
informasi mempunyai manfaat untuk pemakainya.
2.5
Sistem Informasi
Sistem
informasi adalah suatu sistem manusia-mesin yang terpadu untuk menyajikan
informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan
dalam organisasi. Tujuan sistem informasi adalah untuk menyediakan dan
mensistematikkan informasi yang mereflesikan seluruh kejadian atau kegiatan
yang diperlukan untuk mengendalikan operasi-operasi organisasi. Sedangkan
kegiatannya adalah mengambil, mengolah, menyimpan, dan menyampaikan informasi
yang diperlukan untuk terjadinya komunikasi yang diperlukan untuk
mengoperasikan seluruh aktifitas di dalam organisasi.
Konsep
sistem informasi sudah hadir sebelum teknologi komputer berkembang pesat
seperti pada saat ini. Dengan demikian, sistem informasi yang pertama kali
berkembang merupakan sistem informasi yang tidak berbasiskan komputer. Jumlah
sistem informasi ini secara alamiah mengalami peningkatan yang tidak
terkendali. Pada saat komputer hadir, tidak semua sistem informasi ini siap
untuk diadaptasikan dengan komputer. Hal ini disebabkan beberapa faktor seperti
jumlah sistem informasi yang cukup banyak, dana yang terbatas, karakteristik
sistem informasi sangat sederhana (kompleksitas relatif rendah), potensi
pengguna relatif rendah, kebutuhan
kecepatan akses data tidak terlalu dipentingkan, kompleksitas organisasi
relatif
rendah,
sistem informasi bersifat manual hingga semi otomatis yang tetap mempertahankan
tenaga-tanaga manusia.
Subjek
mengenai sistem informasi yang berbasis komputer yang dikenal dengan istilah
CBIS ( Computer Based Information System)
memang bukan hal yang baru pada saat ini. Subjek ini selalu mengalami kemajuan
dan perubahan yang sangat cepat. Sistem informasi yang berbasiskan komputer
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Transmisi
data sebagian besar dapat dilakukan melalui sarana komunikasi (kabel, microwave).
2. Kecepatan
pengolahan data sangat tinggi dan sangat dipentingkan.
3. Data
tersimpan di dalam media yang dapat dibaca oleh mesin, bersifat padat (compact), lebih mudah dan lebih cepat
untuk ditelusuri (orde detik hingga menit).
4. Secara
keseluruhan, delay (jeda) yang
terdapat di dalam aliran data dan informasi relatif kecil, karena penelusuran,
pemrosesan dan transmisi data dapat dilakukan dengan cepat.
5. Lokasi-lokasi
pengembangan dan pengoperasian yang tersebar tidak menghalangi kemudahan dalam
memonitor dan mengkoordinasikan segala aktivitasnya.
Pada
perkembangannya, CBIS memiliki banyak tipe. Masing-masing tipe saling
melengkapi dan berkembang sendiri sesuai dengan trend teknologi yang
berkembang, seperti Sistem Informasi Manajemen, Sistem Pendukung keputusan, sistem pakar, dll.
2.6
Aplikasi
Aplikasi
dapat diartikan sebagai suatu program berbentuk perangkat lunak yang berjalan
pada suatu sistem tertentu yang berguna untuk membantu berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh manusia. Menurut Pranama (2011),
aplikasi adalah suatu unit perangkat lunak yang dibuat untk melayani kebutuhan
akan beberapa aktifitas seperti pelayanan masyarakat, periklanan, dan lainnya.
Aplikasi
adalah program yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pangguna dalam
menjalankan pekerjaan tertentu. (Yuhefizar, 2012). Menurut Puntodewo
(2011), aplikasi adalah
direktori yang berisi file – file data yang disediakan untuk digunakan dalam
proses aplikasi.
Berdasarkan
dari uraian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aplikasi adalah sebuah program yang dibuat dalam komputer untuk
memudahkan pekerjaan manusia.
Microsoft
visual basic 6.0 merupakan bahasa pemrograman yang sangat mudah dipelajari,
dengan teknik pemrograman visual yang memungkinkan penggunanya untuk berkreasi
lebih baik dalam menghasilkan suatu program aplikasi. Ledakan pemakaian Visual
Basic untuk dapat berinteraksi dengan aplikasi lain di dalam sistem operasi
Windows dengan komponen ActiveX Control. Dengan komponen ini memungkinkan
pengguna untuk memanggil dan menggunakan semua model data yang ada di dalam sistem
operasi Windows. (Setyadi, 2010:1-2).
Visual
Basic adalah salah satu bahasa
pemograman komputer. Bahasa
pemrograman adalah perintah – perintah yang dimengerti oleh komputer untuk
melakukan tugas – tugas tertentu. Bahasa pemrograman visual basic, yang
dikembangkan oleh Microsoft sejak tahun 1991, merupakan pengembangan dari pendahulunya
yaitu bahasa pemrograman BASIC (Beginner’s
All-purpose Symbolic Instruction Code) yang dikembangkan pada era 1950-an. Visual basic merupakan
salah satu Development Tool yaitu
alat bantu untuk membantu berbagai macam program komputer, khususnya menggunakan
sistem operasi windows. Visual basic merupakan salah satu bahasa pemrograman
komputer yang mendukung object (Object
Oriented Programming/OOP).
Bahasa
pemrograman Visual Basic 6.0 dapat digunakan untuk menyusun dan membuat program
aplikasi pada sistem operasi windows. Program aplikasi dapat berupa program database, program grafis dan lain
sebagainya. Didalam Visual Basic 6.0 terdapat komponen - komponen yang sangat
membantu dalam pembuatan program aplikasi. Dalam pembuatan program aplikasi
pada Visual Basic 6.0 dapat didukung oleh software
seperti Microsoft Access, Microsoft Exel, Seagate Crystal Report, dan lain
sebagainya.
Lingkungan
pemrograman visual basic mengandung semua saran yang dibutuhkan untuk membangun
program – program hebat untuk
platform versi windows dengan cepat dan efisien.
Visual basic merupakan bahasa
pemrograman yang terstruktur. Struktur visual basic terdiri dari :
1. Forms,
yaitu jendela dimana user akan membuat tampilan antar muka program.
2. Control,
yaitu tampilan garis yang dimasukkan pada form
untuk membuat interaksi dengan memakai text,
label, option, frame, dan command.
3. Properties,
yaitu nilai atau karakter yang dimilki oleh sebuah objek visual basic. Contoh name, size, colour, position, dan text property dapat diubah saat
mendesain program atau run time
ketika program dijalankan.
4.
Methods,
yaitu serangkaian perintah – perintah yang sudah tersedia dan dapat diminta
untuk melakukan tugas tertentu.seperti halnya fungsi dan prosedur, tetapi sudah
tersedia di dalam suatu objek. Seperti halnya properti (yang juga terdapat pada
suatu objek), suatu metoda dapat dipanggil dengan menyebut nama objek diikuti
tanda titik dan nama metodanya. Metoda biasanya akan mengerjakan suatu tugas
khusus pada suatu objek tertentu, sedangkan properti biasanya member definisi
nilai atau seting pada objek.
5.
Even
procedure, yaitu kode yang berhubungan dengan
suatu onjek yang dapat diminta mengerjakan tugas khusus. Kode akan dieksekusi
ketika ada respon dari pemakai ketiak event
tertentu.
6.
General
procedure, yaitu kode yang tak berhubungan dengan
suatu objek, tetapi kode pada general
procedure ini sangat berhubungan dengan aplikasi.
7. Module,
yaitu kumpulan dari procedure umum,
deklarasi variable, dan definisi
konstanta yang digunakan oleh aplikasi. dapat disejajarkan dengan form, tetapi tidak mengandung objek dan
bentuk standar. Module dapat berisi
beberapa kode program atau prosedur yang dapat digunakan dalam program
aplikasi. Dari penjelasan di atas,
maka tampilan environment visual
basic dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Pada Gambar 2.1 merupakan tampilan
awal ketika akan membuat Project baru
pada Visual Basic 6.0. Adapun langkah – langkah yang dapat dilakukan ketika
akan membuat project baru ialah dengan mengklik Start – Program – Microsoft
Visual Basic 6.0 – Microsoft Visual Basic 6.0. Kemudian pilih Standard EXE lalu klik open maka akan terlihat tampilan form project
seperti
pada Gambar 2.2.

Secara rinci, tampilan layar pada visual basic 6.0
seperti gambar 2.2 yang terdiri dari :
Pada
bagian ini terdapat menu-menu dasar yang akan digunakan selama perancangan
program. Ada Menu File (untuk membuka
program, menyimpan program, dll), Menu
View (untuk menampilkan tool-tool yang belum ada), Menu Run (untuk kompilasi), dsb. Berikut
tampilan menu bar pada Gambar 2.3

Toolbar
berfungsi sama dengan menu, hanya saja berbeda tampilan. Toolbar merupakan tombol – tombol yang akan sangat membantu
dalam mempercepat akses perintah.
Tampilan salah satu toolbar terlihat
seperti pada Gambar 2.4.

Toolbox
adalah kotak alat yang berisi icon-icon untuk memasukkan objek tertentu ke
dalam jendela Form. Kita dapat
memodifikasi toolbox, misalnya menambah komponen icon dengan mengklik kanan
pada toolbox, lalu memilih Components
atau Add Tab. Icon-icon pada toolbox
ini seringkali disebut sebagai control. Setiap kontrol memeiliki property
seperti warna, tulisan yang diletakkan pada control dan propeerti lainnya. Control-control diletakkan pada toolbox
untuk dipilih dan digambarkan pada form. Tampilan toolbox hanya terdapat objek
- objek seperti Gambar 2.5.

Form Object, yaitu suatu tampilan untuk
merancang suatu program dan juga merupakan tempaat untuk meletakkan kontrol –
kontrol Tool Box. Tampilan form object
pada
Gambar 2.6.


Gambar 2.7 Properties Window
Form
layout window merupakan sebuah jendela yang
menampilkan letak dari form (posisi form) pada layar monitor pada saat program
dijalankan. Tampilan form layout window
seperti Gambar 2.8.

Project
Window adalah sekumpulan modul. Jadi project (proyek) adalah program aplikasi itu sendiri. Di dalamnya
terdapat form beserta code nya. Project
ini disimpan dalam file berakhiran (.vbp). File ini akan menyimpan seluruh
komponen program, termasuk pilihan proyek, pilihan environment, pilihan file EXE
dan segala sesuatu yang berhubungan dengan proyek. Tampilan Project window seperti Gambar 2.9.


Gambar 2.10 Window Code
Pendefinisian basis data meliputi
spesifikasi berupa tipe data, struktur data dan juga batasan-batasan data yang
akan disimpan.Dalam suatu sistem ada yang
disebut dengan media penyimpanan yang berfungsi untuk menyimpan data-data yang
diolah dari sistem tersebut. Data sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu datum
yang berarti fakta, kenyataan, kejadianatau peristiwa.Jadi data atau fakta
adalah kenyataan dari sesuatu kejadian atau peristiwa. Data dapat didefinisikan
yaitu kumpulan fakta-fakta yang berupa fisik dan bukan fisik, kejadian-kejadian
dan prosedur yang belum diolah manusia atau peralatan yang digunakan oleh
manusia.Kegunaan dari data adalah sebagai bahan dasar yang objektif di dalam
proses penyusunan kebijaksanaan dan keputusan oleh pimpinan organisasi.
Menurut Dudy Misky dalam Kamus Teknologi Informasi (2005),
“Database adalah file berisi
informasi yang disusun sedemikian rupa untuk dapat diakses oleh sebuah software
tertentu. Database tersusun atas
bagian yang disebut field dan record yang tersimpan dalam sebuah file,
sebuah file merupakan kesatuan terkecil dari informasi dalam sebuah database. sekumpulan field yang saling berkaitan akan
membentuk record, sekumpulan file
yang saling terkait akan membentuk suatu bangun data”.
Dalam Database
ada beberapa istilah yang sering digunakan diantaranya :
1. Entity adalah orang,
tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam. contoh dalam
pengelolaan administrasi mahasiswa terdapat entity
sbb : Mahasiswa, Matakuliah, Nilai, Pembayaran dll,
2. Atribut/ Field adalah elemen-elemen yang mewakili suatu atribut. contoh : Entity
mahasiswa memiliki atribut/ field
adalah sbb: No Induk, Nama Mahasiswa, Tempat lahir, Tanggal lahir dll
3. Data Value/ Nilai
Data adalah data aktual atau informasi yang dapat disimpan pada tiap elemen atribut/ field.
4. Record/ Tuple adalah
kumpulan elemen yang saling berkaitan menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap.
5. File adalah
kumpulan record-record sejenis yang
mempunyai panjang elemen sama, atribut
sama namun berbeda data valuenya.
6. DBMS (Database Manajemen System) atau RDBMS (Relation Database Manajemen System) adalah file yang saling
berkaitan bersama dengan program berbasis data untuk mengelolanya. atau adalah
suatu sistem perangkat lunak (software)
pengelola database. seperti : MySQL, Visual Foxpro, oracle, Ms Access,
Borlan-Paradox, CA-open integer, Infomix, Sybase.
2.8.1 Tujuan Database
Secara
umum tujuan basis data adalah bahwa dalam pengolahan data dapat diperoleh
kembali dengan mudah dan cepat.tujuan basis data secara lengkap adalah :
1.
Kecepatan dan
Kemudahan (Speed).
2.
Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space).
3.
Keakuratan (Accuracy).
4.
Ketersediaan (Aviability).
5.
Kelengkapan (Completeness).
6.
Keamanan (Security).
7.
Kebersamaan
Pemakai (Sharebility).
2.8.2 Syarat / Kegunaan Database
Penyusunan basis data digunakan untuk mengatasi
masalah-masalah dalam penyusunan data sebagai berikut :
1. Redudansi dan Inkonsistensi data.
2. Isolasi data untuk standarisasi.
3. Multi user (banyak
pemakai).
4. Masalah keamanan (Security).
5. Masalah integrasi (Kesatuan).
6.
Masalah kebebasan data (data
independence).
2.9
Normalisasi
Normalisasi merupakan proses
pengelompokkan elemen data menjadi tabel-tabel yang menunjukkan suatu entity dan relasinya untuk memudahkan
programmer yang bertujuan untuk mengurangi kompleksitas, memudahkan dalam
memodifikasi data, dan menghilangkan kerangkapan data.
Normalisasi menurut Marlinda (2004:115), adalah “Proses pengelompokan attibute-attribute
dan suatu relasi sehingga membentuk well
structure relation”, yaitu
sebuah relation dengan jumlah
kerangkapan datanya sedikit (Minimum
Amount of Redudancy), serta memberikan kemungkinan bagi user untuk melakukan INSERT, DELETE, dan MODIFY terhadap baris-baris data pada relation
tersebut, yang tidak berakibat terjadinya ERROR
atau INCONSISTENSI DATA, yang disebabkan oleh operasi-operasi
tersebut.
Pada proses normalisasi perlu
diketahui definisi dari tahap atau bentuk normalisasi yaitu:
1.
Bentuk tidak normal.
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam,
tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak
lengkap atau terduplikasi, Data dikumpul apa adanya sesuai kedatangannya.
2.
Bentuk normal kesatu (1NF).
Bentuk normal kesatu yaitu bentuk
normalisasi 1NF ini mengelompokkan beberapa tipe data atau kelompok data yang
sejenis agar dapat dipisahkan sehingga anomali data dapat di atasi. Contoh
adalah ketika kita ingin menghapus, mengupdate,
atau menambahkan data peminjam, maka kita tidak bersinggungan dengan data buku
atau data penerbit, Sehingga inkonsistensi data dapat mulai di jaga.
3. Bentuk normal kedua (2NF).
Bentuk normal kedua harus memenuhi bentuk kriteria
bentuk normal kesatu dan setiap atribut
bergantung penuh pada primary key.
4.
Bentuk normal ketiga (3NF).
Bentuk normal ketiga bertujuan untuk
menghilangkan seluruh atribut atau field yang tidak berhubungan dengan primary key.Dengan demikian tidak ada
ketergantungan transitif pada setiap kandidat key.harus memenuhi
kriteria bentuk normal kedua.
5. Bentuk
Normal Keempat (4NF)
Relasi
adalah bentuk 4NF
jika dan hanya jika relasi
tersebut juga termasuk BCNF dan semua ketergantungan multivalue
adalah juga ketergantungan fungsional.
6. Bentuk
Normal Kelima (5NF)
Disebut juga PJNF (Projection Join Normal Form)
dan 4NF dilakukan dengan menghilangkan
ketergantungan join yang bukan merupakan kunci kandidat.
Ada beberapa kunci yang digunakan
untuk proses pencarian, penyaringan, dan penghapusan yang biasa digunakan dalam
pengelompokan database yaitu:
1.
Kunci Super (Super Key)
Himpunan
dari satu atau lebih entitas yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan secara unik
sebuah entitas dalam entitas set.
2.
Kunci Primer (Primary Key)
Satu attribute
atau satu set minimal attribute yang tidak hanya
mengidentifikasi secara unik suatu kejadian yang spesifik, tapi juga dapat mewakili setiap kejadian dari suatu entity.
3.
Kunci Tamu (Foreign Key)
Suatu attribute atau satu set attribute
yang melengkapi satu hubungan (relationship) yang menunjukan ke induknya.
4. Kunci
Calon (Candidate Key)
Satu attribute atau satu set minimal attribute
yang mengidentifikasi secara unik suatu kejadian yang spesifik dari suatu entity.
5.
Kunci Alternatif (Alternate
Key)
Kunci
kandidat yang tidak
dipakai sebagai primary
key, kerap kali kunci alternatif ini dipakai sebagai kunci pengurutan
pembuatan laporan.
6.
Kunci Gabungan atau
Kunci Campuran (Composite Key)
Jika tidak ada satupun field yang bisa jadi primary key.Maka beberapa field dapat digabungkan manjadi satu.
Crystal Reports dirancang untuk membuat laporan
yang dapat digunakan dengan bahasa pemrograman berbasis Windows, seperti Borland
Delphi, Visual Basic, Visual C/C++, dan Visual Interdev.
Menurut
Hadi (2003),
ada beberapa kelebihan dari Crystal
Reports ini adalah :
1.
Dari segi pembuatan laporan, tidak
terlalu rumit yang memungkinkan para programmer pemula sekalipun dapat membuat
laporan yang sederhana tanpa melibatkan banyak kode pemrograman.
2.
Integrasi dengan bahasa-bahasa
pemrograman lain yang memungkinkan dapat digunakan oleh banyak programmer dengan masing-masing
keahlian.
Fasilitas
impor hasil laporan yang mendukung format-format populer seperti Microsoft
Word, Excel, Access, Adobe Acrobat Reader, HTML dan sebagainya.
2.11
Flow Chart
Flow
chart atau Bagan alir adalah bagan (chart) yang menunjukkan
alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika.
Bagan alir (flowchart) digunakan
terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi.
Ada beberapa jenis flowchart diantaranya:
1.
Bagan
alir sistem (system flowchart).
Sistem flowchart dapat didefinisikan sebagai bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem.
Sistem flowchart dapat didefinisikan sebagai bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem.
2. Bagan alir dokumen (document
flowchart).
Bagan alir dokumen (document flowchart)
atau disebut juga bagan alir formulir (form flowchart)
atau paperwork flowchart
merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.
3. Bagan alir skematik (schematic
flowchart).
Bagan alir skematik (schematic flowchart) merupakan
bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan
prosedur di dalam sistem. Perbedaannya adalah, bagan alir skematik selain
menggunakan simbol-simbol bagan alir sistem, juga menggunakan gambar-gambar
komputer dan peralatan lainnya yang digunakan. Maksud penggunaan gambar-gambar
ini adalah untuk memudahkan komunikasi kepada orang yang kurang paham dengan
simbol-simbol bagan alir. Penggunaan gambar-gambar ini memudahkan
untuk dipahami, tetapi sulit dan lama menggambarnya.
4. Bagan alir program (program
flowchart).
Bagan alir program (program flowchart)
merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses
program. Bagan alir program dibuat dari derivikasi bagan alir sistem.
Bagan alir program dapat terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir logika program (program logic flowchart) dan bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flowchart). Bagan alir logika program digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap langkah di dalam program komputer secara logika. Bagan alat- logika program ini dipersiapkan oleh analis sistem. Gambar berikut menunjukkan bagan alir logika program. Bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flow-chart) digunakan untuk menggambarkan instruksi-instruksi program komputer secara terinci. Bagan alir ini dipersiapkan oleh pemrogram.
Bagan alir program dapat terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir logika program (program logic flowchart) dan bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flowchart). Bagan alir logika program digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap langkah di dalam program komputer secara logika. Bagan alat- logika program ini dipersiapkan oleh analis sistem. Gambar berikut menunjukkan bagan alir logika program. Bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flow-chart) digunakan untuk menggambarkan instruksi-instruksi program komputer secara terinci. Bagan alir ini dipersiapkan oleh pemrogram.
5. Bagan alir proses (process
flowchart).
Bagan alir proses (process
flowchart) merupakan bagan alir yang banyak digunakan di teknik
industri. Bagan alir ini juga berguna bagi analis sistem untuk menggambarkan
proses dalam suatu prosedur.
Menurut Kendall &
Kendall (2003:11), System flow atau bagan alir sistem
merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem.
System flow menunjukkan urutan-urutan
dari prosedur yang ada di dalam sistem dan menunjukkan apa yang dikerjakan
sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam system
flow ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Simbol-simbol System
Flow
Keterangan
|
Simbol
|
Keputusan
|
![]() |
Terminal
point
|
![]() |
Preparation
|
![]() |
Predefine
proses
|
![]() |
Punched card
|
![]() |
Dokumen
|
![]() |
Magnetic
disk
|
![]() |
Keterangan
|
Simbol
|
Manual
operation
|
![]() |
Manual input
|
![]() |
On-line
storage
|
![]() |
Punched tipe
|
![]() |
Display
|
![]() |
Communicaton
link
|
![]() |
1.
Simbol Keputusan (Decision) menunjukkan perbandingan pernyataan, penyeleksian data yang memberikan pilihan untuk
langkah selanjutnya.
2.
Simbol Terminal point (Terminator) menunjukkan awal atau akhir proses.
3.
Simbol Preparation
(Preparation) menunjukkan proses
inisialisasi.
4.
Simbol proses (Proces) Menunjukkan kegiatan proses dari operasi program komputer.
5.
Simbol Predefine
proses (Predefined Proces)
menunjukkan sub program atau menjalankan sub program.
6.
Simbol Punched card Simbol yang menyatakan input berasal dari kartu atau
output ditulis ke kartu.
7.
Simbol dokumen Menunjukkan dokumen input dan
output baik untuk proses manual atau komputer.
8. Simbol Magnetic disk menunjukkan Input atau output yang menggunakan disk magnetic.
9.
Simbol
Manual operation yang menunjukkan
pengolahan yang tidak dilakukan oleh komputer
atau manual.
10. Simbol Manual input Menunjukkan pekerjaan
input sacara manual.
11. Simbol On-line storage menyatakan
input yang berasal dari disk atau disimpan ke disk sacara on-line.
12. Simbol Punched tipe menunjukkan
input atau output yang menggunakan pita kertas berlubang.
13. Simbol Display yang menyatakan
peralatan output yang digunakan yaitu layar, plotter, printer dan sebagainya.
2.12
Activity Diagram
Activity Diagram
adalah representasi grafis dari alur kerja tahapan aktivitas. Diagram ini
mendukung pilihan tindakan, iterasi, dan concurrency.
Pada pemodelan UML activity diagram dapat digunakan untuk
menjelaskan bisnis dan alur kerja profesional secara step by step dari komponen suatu sistem dan activity diagram dapat
menunjukkan keseluruhan dari aliran kontrol. (queenlittle 2010:10).
Activity
Diagram pada dasarnya memiliki struktur yang mirip dengan flowchart atau diagram alir dalam
perancangan sistem secara terstruktur. Activity diagram ini dibuat berdasarkan use case diagram.
Adapun simbol – simbol dari Activity Diagram sebagai berikut :
Menurut
Yudha (2013), dalam presentasi pertemuan 6 : PBSIM, menjelaskan bahawa Context diagram merupakan kejadian
tersendiri dari suatu diagram alir data. Dimana satu (1) lingkaran
merepresentasikan seluruh sistem. Context
diagram harus berupa suatu pandangan, yang mencakup masukan – masukan
dasar, sistem – sistem dan keluaran. Context
diagram dimulai dengan pengambaran terminator, aliran data, aliran kontrol
penyimpanan, dan proses tunggal yang menunjukkan keseluruhan sistem.
Adapun simbol –
simbol dari context diagram dapat dilihat pada table 2.3 :
Tabel 2.3 Simbol-Simbol Context Diagram
Simbol
|
Nama
|
Keterangan
|
![]() |
Sumber
dan tujuan data
|
External
entity merupakan kesatuan diluar lingkungan system bias berupa
orang,organisasi system lain.
|
![]() |
Arus Data
|
Arus data
yang masuk dan keluar dalam sebuah system.
|
![]() |
Proses
transformasi
|
Proses
yang mengubah input menjadi out put
|
Pendekatan
perancangan terstruktur dimulai dari awal 1970. Pendekatan terstruktur dilengkapi
dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik(techniques) yang
dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang
dikembangkan akan diperoleh sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik
dan jelas.
Menurut
Jogiyanto (1990:263), DFD sering digunakan
untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan
dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data
tersebut mengalir. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan
sistem yang terstruktur dan dapat mengembangkan arus data di dalam sistem
dengan terstruktur dan jelas Data Flow Diagram adalah diagram yang
menggunakan simbol – simbol untuk mengambarkan sistem jaringan kerja antar
fungsi – fungsi yang berhubungan satu sama yang lain dengan aliran dan
peyimpanan data (Adi Nugroho, 2011).
Menurut
Yakub (2012:155), Data Flow Diagram
merupakan alat untuk membuat diagram. DFD adalah alat pembuatan model yang
memungkinkan profesional sisitem untuk mengambarkan sistem sebagi suatu
jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data,
baik secara manual ataupun secara terkomputerisasi.
1. External Entity atau Boundary
External entity atau kesatuan luar
merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang,
organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan
memberikan input atau menerima output dari sistem. External entity disimbolkan dengan notasi kotak.
2. Proses
Suatu
proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin, atau komputer dari
hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk menghasilkan arus data
yang akan keluar dari proses. Simbol proses berupa lingkaran atau persegi panjang
bersudut tumpul.
3
Simpanan Data
Simpanan
data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa hal-hal sebagai berikut,
sebagai gambaran:
a. Suatu file atau database di sistem komputer.
b. Suatu arsip atau catatan
manual.
c. Suatu kotak tempat data
di meja seseorang.
d. Suatu tabel acuan
manual.
Simpanan
data di DFD disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel yang tertutup
di salah satu ujungnya.
4
Arus Data
Arus
Data (data flow) di DFD diberi simbol
panah. Arus data ini mengalir di antara proses, simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini
menunjukkan arus data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari
proses sistem. Arus
data ini menunjukkan arus dari data yang berupa masukan untuk sistem atau hasil
dari proses sistem yang dapat berbentuk sebagai berikut :
a. Formulir atau dokumen yang digunakan
di perusahaan.
b. Laporan tercetak yang dihasilkan
oleh sistem.
c. Tampilan atau output di layar
komputer yang dihasilkan oleh system.
d. Masukan untuk komputer.
e. Komunikasi ucapan.
f. Surat-surat atau memo.
g. Data yang dibaca atau direkamkan ke
suatu file.
h. Suatu isian yang dicatat pada buku agenda.
i.
Transmisi data dari suatu komputer ke komputer yang lain.
Arus data sebaiknya diberi nama yang
jelas dan mempunya arti. Nama dari arus data dituliskan disamping garis
panahnya. Berikut
penjelasan simbol-simbol yang ada pada DFD dapat dilihat pada table 2.4 dibawah :
Tabel 2.4 Data Flow Diagram (DFD)

1.
Diagram Konteks : menggambarkan satu lingkaran besar yang dapat
mewakili seluruh proses yang terdapat di dalam suatu sistem. Merupakan
tingkatan tertinggi dalam DFD dan biasanya diberi nomor 0 (nol). Semua entitas eksternal yang ditunjukkan pada
diagram konteks berikut aliran-aliran data utama menuju dan dari sistem.
Diagram ini sama sekali tidak memuat penyimpanan data dan tampak sederhana
untuk diciptakan.
2.
Diagram Nol (diagram level-1): merupakan satu lingkaran besar
yang mewakili lingkaran-lingkaran kecil yang ada di dalamnya. Merupakan pemecahan
dari diagram Konteks ke diagram Nol. di dalam diagram ini memuat penyimpanan
data.
3.
Diagram Rinci: merupakan diagram yang menguraikan proses
apa yang ada dalam diagram Nol.
2.15
Entity Relationship
Diagram
Menurut salah
satu para ahli, Brady dan Loonam (2010), Entity
Relationship Diagram (ERD) merupakan teknik yang digunakan untuk memodelkan
kebutuhan data dari suatu organisasi, biasanya oleh System Analys dalam tahap analisis persyaratan proyek pengembangan
sistem. Sementara seolah-olah teknik diagram atau alat peraga memberikan dasar
untuk desain database relasional yang
mendasari sistem informasi yang dikembangkan. ERD bersama-sama dengan detail
pendukung merupakan model data yang pada gilirannya digunakan sebagai
spesifikasi untuk database. Berikut simbol
– simbol ERD dapat dilihat pada table 2.5 berikut :

BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 Metode
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yaitu suatu cara dalam
mengumpulkan sebuah informasi dan digunakan untuk mendapatkan data yang akan digunakan sebagai pendukung dalam penyusunan laporan kuliah kerja praktek ini adalah:
1.
Metode Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
pengamatan melalui studi kelayakan terhadap objek yang ingin diteliti dan
dilakukan dalam situasi yang khusus, penulis mengadakan pengamatan langsung
pada pegawai dibidang SDM yang sedang melaksanakan aktivitas tersebut.
2.
Metode Wawancara
Teknik wawancara yaitu, suatu metode pengumpulan
data dengan melakukan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematika dan
berlandaskan kepada tujuan penelitian, yaitu dengan mewawancarai pihak yang
terlibat dalam kegiatan proses pembuatan dan pendataan.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara melihat
catatan dan arsip yang diijinkan yang berhubungan dengan penjualan ATK.
4.
Metode Kepustakaan
Dalam penelitian ini, kegiatan yang dilaksanakan
adalah mengumpulkan teori – teori yang tepat dan mempelajari buku – buku diklat
yang akan dijadikan dasar kriteria dalam melaksanakan perancangan aplikasi Pengelolaan
barang inventaris ini. Serta mencari informasi yang diperlukan, yang berkaitan
dengan penyusunan laporan.
3.2 Perangkat
Penunjang
Dalam merancang
aplikasi persediaan inventaris barang pada kantor camat dibutuhkan perangkat untuk membangunnya,
berikut perangkat yang digunakan dalam perancangan :
Table
3.1 Perangkat Penunjang
No
|
Hardware & Software
|
Keterangan
|
1
|
Laptop
Asus X45C
|
Hardware
yang digunakan untuk merancang sistem dan membuat laporan.
|
2
|
TP-Link
M5 D7A62C
|
Hardware
yang berfungsi sebagai modem internet untuk digunakan menambah referensi
perancangan sistem.
|
3
|
Canon MG
357
|
Hardware
yang digunakan untuk menghasilkan out put berupa laporan.
|
4
|
Windows 7
|
Software
utama untuk membuat dan menjalankan software penunjang yang lain.
|
5
|
Visual
Basic 6.0
|
Software
yang digunakan untuk perancangan system yang akan dibuat.
|
6
|
Crystal
Reports
|
Software
penunjang untuk keluaran berupa pembuatan laporan.
|
7
|
Yed Graph
Editor
|
Software
yang dugunakan dalam perancangan dasar seperti Context Diagram,DFD, dan
lain-lain.
|
3.3 Metode Pengembangan
Sistem
Waterfall model pertama kali diperkenalkan oleh
Winston Royce tahun 1970. Waterfall
Model merupakan model klasik yang sederhana dengan aliran sistem yang
linier. Output dari setiap tahap merupakan input bagi tahap
berikutnya.Model ini telah diperoleh dari proses rekayasa lainnya dan
menawarkan cara pembuatan rekayasa perangkat lunak secara lebih nyata.
pengembangan perangkat lunak ini menggunakan metode water fall menurut (Presman, Roger S. ,”Software Enginering : A Practitioner’s Approach” Mc Granhill
International Singapore, 1992), yang langkah-langkahnya adalah sebagai berikut
:
1. System Engineering (rekayasa
sistem), merupakan kegiatan untuk
menentukan informasi apa yang dibutuhkan oleh sistem atau menentukan
kebutuhan-kebutuhan dari sistem yang akan dibuat.
2. Analysis system (analisa
sistem), dilakukan untuk memperoleh informasi
tentang sistem, menganalisis data-data yang ada dalam sistem yang berhubungan
dengan Administrasi Penduduk. Informasi yang dikumpulkan terutama mengenai
kelebihan dan kekuarangan sistem.
3. Design (Perancangan), merupakan perancangan sistem baru
berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan pada tahap sebelumnya dengan cara
merancang perangkat lunak diantaranya Diagram
Konteks, Data Flow Diagram (DFD), Entity
Relationship Diagram (ERD), Data
Dictionary (Kamus Data), Struktur File, Struktur Menu, Merancang input dan output.
4. Coding (Implementasi), yaitu suatu kegiatan untuk membuat
program atau mengimplementasikan hasil rancangan program aplikasi yang
didalamnya membuat pengkonversian data kedalam sistem yang baru dan
pengkonversian sistem secara berkala termasuk dalam hal pemeliharaan sistem itu
sendiri.
5. Testing (Pengetesan), yaitun kegiatan untuk melakukan
pengetesan program yang sudah dibuat, apakah sudah benar atau belum, sudah
sesuai atau belum diuji dengan cara
manual jika testing sudah benar maka program boleh digunakan.
6.
Maintenance (perawatan), yaitu merupakan suatu kegiatan untuk
memelihara program aplikasi yang telah dibuat, agar keutuhan program dapat
terjaga seperti validasi data, updating data, menjaga program dari serangan
virus, orang yang tidak berhak yang dapat merusak program.

Gambar
3.1 Metode WaterFall
3.4 Instrumen
Adapun
instrument wawancara yang telah dilakukan oleh penulis,sebagai berikut :
1.
Bagaimana system
pendataan inventaris barang saat ini ?
2.
Siapa saja yang berhak
mengatur inventaris barang di kantor camat ?
3.
Siapa yang membuat
laporan data inventaris barang ?
4.
Bagaimana proses
pendataan barang-barang inventaris di kantor camat ?
5.
Laporan apa saja yang
di hasilkan dari pendataan barang-barang inventaris di kantor camat?
6.
Siapa saja yang menerima
laporan data inventaris barang ?
7.
Laporan apa saja yang
dibutuhkan oleh pimpinan ?
8.
Bagaimana proses
penghapusan/mutasi barang inventaris
yang sudah rusak ?
9. Media
apa saja yang digunakan untuk menyimpan data-data inventaris barang?
BAB IV
TINJAUAN UMUM INSTANSI
4.1 Gambaran Umum
Kecamatan
Palaran membawahi koordinasi lima (5) Kelurahan yaitu Kelurahan Simpang Pasir,
Kelurahan Handil Bakti, Kelurahan Rawa Makmur, Kelurahan Bukuan, Kelurahan
Bantuas,dengan luas wilayah Kecamatan Palaran ± 219 km2dengan
kepadatan penduduk hingga 2013 lalu diperkirakan mencapai 54.353 Jiwa,dengan
kepadatan penduduk diperkirakan 246 Jiwa/Km2.
Kota
Samarinda dibentuk dan didirikan pada tanggal 21 Januari 1960,
berdasarkan UU Darurat No. 3 Tahun 1953, Lembaran Negara No. 97 Tahun
1953 tentang Pembentukan daerah-daerah Tingkat II Kabupaten/kota madya
di Kalimantan Timur.
Semula Kodya Dati II Samarinda terbagi dalam tiga(3)
kecamatan, yaitu Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda Ilir dan Samarinda
Seberang. Kemudian dengan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi
Kalimantan Timur No. 18/SK/TH-Pem/1969 dan SK No. 55/TH-Pem/SK/1969,
terhitung sejak tanggal 1 Maret 1969, wilayah administratif Kodya
Dati II Samarinda ditambah dengan empat(4) kecamatan,yaitu Kecamatan Palaran, SangaSanga, Muara
Jawa dan Samboja (luas sekitar 2.727 km²). Saat ini pembagian
kecamatan di Samarinda tidak termasuk Sanga-sanga, Muara Jawa, dan Samboja.
Setelah PP No.
38 Tahun 1996 terbit, wilayah administrasi Kodya Dati II Samarinda mengalami pemekaran,
semula terdiri dari empat(4) kecamatan menjadi enam(6) kecamatan, yaitu:
1.
Kecamatan Sungai
Kunjang.
2. Kecamatan Samarinda Ulu.
3. Kecamatan Samarinda Utara.
4. Kecamatan Samarinda Ilir.
5. Kecamatan Samarinda Seberang.
6. Kecamatan Palaran.
Kecamatan Palaran
sebagai salah satu
dari enam kecamatan
yang berada diwilayah
Kota Samarinda mempunyai
luas wilayah ±
21.900 Ha atau
± 219 km2, dengan
batas-batas wilayah sebagai
berikut :
Ø
Utara : Berbatasan
dengan Sungai Mahakam
Ø
Timur : Berbatasan
dengan Sungai Mahakam
Ø
Selatan : Kecamatan
Sanga-sanga
Ø
Barat : Kecamatan
Samarinda Seberang
4.2 Visi dan Misi
4.2.1 Visi
1.
Pelayanan Terbaik
Kepada Masyarakat .
2.
Terlaksananya pembinaan
umum bidang pemerintahan, Pembangunan dan
kemasyarakatan dilingkungan
wilayah
Kecamatan Palaran.

3.
Terlaksananya pembinaan
teknis bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyrakatan pada
staf dilingkungan
sekretariat Kecamatan Palaran
berdasarkan kebijakan teknis yang
ditetapkan oleh Pemerintah
Kota Samarinda.
4.
Meningkatkan kualitas
sumber daya manusia pada
aparatur Pemerintah Kecamatan
Palaran.
5. Mewujudkan
sarana dan fasilitas
kerja yang menunjang gairah
kerja.
6. Menjalin
kerja sama yang
baik dengan aparat lintas sektoral maupun
aparat Kecamatan Palaran.
7. Meningkatkan
disiplin pegawai yang
diikuti dengan pengenaan sanksi.
4.2.2 Misi
1. Terlaksananya pembinaan umum bidang
pemerintahan,pembangunan dan kemasyarakatan dilingkungan wilayah Kecamatan Palaran.
2. Terlaksananya pembinaan
teknis bidang pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan pada staf dilingkungan Sekretariat Kecamatan Palaran berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota
Samarinda.
3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia pada aparatur Pemerintah Kecamatan Palaran.
4. Menciptakan perencanaan strategis,
melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasaan dan pengendalian, serta
mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan.
4.3 Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur
Organisasi pada Kantor Camat Palaran
4.4 Tugas Pokok
Berdasarkan
Peraturan Daerah (Perda) Kota Samarinda nomor 25 tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Struktur Organisasi Kecamatan Kota Samarinda,
disebutkan bahwa Camat mempunyai tugas pemimpin dan koordinator
penyelenggaraan pemerintahan di wilayah
kerja kecamatan, melakukan pembinaan, bimbingan, pengawasan pengendalian dan evaluasi serta
mengkoordinasikan kegiatan penyusunan dan perumusan perencanaan kecamatan yang meliputi kegiatan
pengadministrasian umum, tata
pemerintahan, pemberdayaan masyarakat, ketentraman dan ketertiban,
ekonomi dan pembangunan, serta kesejahteraan
rakyat berdasarkan ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan kewenangan serta sebagian urusan otonomi
daerah yang dilimpahkan Kepala Daerah.
4.5 Alur Proses
berjalan

Gambar 4.2 FOD yang
sedang berjalan
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Proses Bisnis
Berikut
ini adalah proses atau tahap
dimana akan dijelaskan dan gambaran tentang perancangan sistem informasi yang
akan dibuat oleh penulis.
5.2 Gambaran Umum
Sistem
Perancangan sistem informasi persediaan
barang ini dibuat dengan maksud membantu dalam proses pengolahan data-data
barang dan membuat laporan persediaan barang.
Sistem
informasi ini dibuat dengan berbasis stand
alone hal ini dikarenakan agar mempermudah pengguna dalam
melaksanakan tugas mendata ketersediaan barang. Agar tidak dilakukannya
pengetikan ulang data dan tidak memakan banyak biaya dan waktu dimana menggunakan
kertas dan tinta dalam mengumpulkan data-data barang pada sub bagian dan
bidang-bidang yang ada pada kantor Camat
Palaran.
5.3 Perancangan Sistem
Perancangan sistem dari Sistem informasi
persediaan barang pada Kantor Camat
Palaran ini, digambarkan dalam Flow Of Document (FOD), Diagram Context dan Data Flow Diagram.
Berikut
ini perancangan sistem informasi persediaan barang pada Kantor Camat Palaran.
5.4 Flow Of
Document yang diusulkkan
Gambar
5.1 Flow Of Document (FOD) yang
diusulkan
Pada Gambar 5.1, Sub-sub Bagian dan
Bidang-bidang yang ada pada kantor Camat Palaran memberikan data-data barang
setiap bidang masing-masing setelah itu akan disimpan dalam Database Barang.
Dari database barang, Sub Bagian keuangan akan menginputkan semua data
yang diberikan oleh setiap Sub-sub Bagian dan menjadikannya laporan untuk
diberikan kepada Camat dan Sekertaris Camat.
5.5 Alur Data
Dalam perancangan aplikasi ini
penulis merancang DFD seperti pada gambar – gambar di bawah ini beserta
deskripsinya :
5.5.1
Context
Diagram

Gambar 5.2 Context Diagram
Keterangan
:
a.
Petugas melakukan pendataan barang inventaris dan memberikan kode menurut jenis inventaris apakah itu
inventaris barang, tanah, bangunan, mesin atau kendaraan
b.
Bagian Bendahara memberikan kode inventaris untuk jenis inventaris yang akan
dimutasi. Bagian Bendahara akan mendapatkan laporan mengenai data barang yang
telah dimutasi.
c. Pimpinan akan mendapatkan laporan mengenai data-data
inventaris.
5.5.2
DFD
(Data Flow Diagram)
A. DFD
Level 0

Keterangan: Data
Flow Diagram Level 0
a. Proses
1 (Pendataan Inventaris)
Petugas
kantor camat melakukan pendataan barang inventaris dan memberikan kode menurut
jenis inventaris apakah itu inventaris barang, tanah, bangunan, mesin atau
kendaraan dan juga kode ruang dimana inventaris tersebut disimpan. Dari proses
pendataan ini mendapatkan lima database yang digunakan sebagai penyimpanan
data-data yang sudah dimasukkan yaitu data barang, data tanah, data mesin, data
bangunan, data kendaraan dan data ruang. Setelah pendataan inventaris maka
petugas akan mendapatkan laporan mengenai data inventaris yang telah
diinputkan.
b. Proses
2 (Proses Mutasi)
Petugas
akan memberikan kode inventaris yang dimiliki.Kemudian bagian Bendahara akan
memberikan data-data inventaris untuk jenis inventaris yang akan dimutasi. Dari
proses ini akan mendapatkan data-data inventaris dari database penyimpanan data
inventaris. Jika terjadi mutasi barang maka petugas kantor camat akan melakukan
cek barang apakah barang tersebut ada atau tidak, jika barang tersebut sesuai
dengan database maka petugas kantor camat akan memberikan data-data inventaris
yang akan dimutasi tetapi apabila tidak sesuai dengan database yang ada maka
proses akan berhenti dan tidak ada proses mutasi.
5.6 Relasi Entitas atau Table
Berikut
Relasi table dari sistem inventaris barang :

Gambar 5.4 Relasi Tabel
5.7 Struktur
Data
Dalam sistem informasi
inventaris barang terdapat 9 tabel diataranya adalah sebagai berikut:
a. Tabel
Inventaris
Tabel Inventaris untuk menyimpan data barang-barang yang
merupakan inventaris.
Tabel
5.1 Tabel Inventaris
Field
|
Type Data
|
Keterangan
|
Kode Inventaris*
|
Varchar (5)
|
Kode Inventaris
|
Jenis Inventaris
|
Varchar (20)
|
Jenis Inventaris
|
Kode Letak
|
Varchar (8)
|
Kode Letak
|
b. Tabel Inventaris Tanah
Tabel Inventaris
tanahuntuk
menyimpan data inventaris tanah.
Tabel
5.2 Tabel inventaris
tanah
Field
|
Type Data
|
Keterangan
|
Kode Tanah *
|
Varchar (5)
|
Kode Tanah
|
Kode Inventaris**
|
Varchar (5)
|
Kode Inventaris
|
Kode Letak
|
Varchar (5)
|
Kode Letak
|
Asal
|
Varchar (10)
|
Asal perolehan tanah
|
Status
|
Varchar (10)
|
Status tanah
|
Tahun Pengadaan
|
Year
|
Tahun pengadaan
|
Luas
|
Int
|
Luas tanah
|
Harga
|
Double
|
Harga tanah
|
Penggunaan
|
Varchar (15)
|
Penggunaan tanah untuk
Kantor Camat
|
Keterangan
|
Varchar (50)
|
Keterangan mengenai
tanah
|
c. Tabel
Inventaris Barang
Tabel Inventaris Baranguntuk menyimpan data barang-barang
yang termasuk ke dalam barang-barang kantor.
Tabel
5.3 Tabel Inventaris Barang
Field
|
Type Data
|
Keterangan
|
Kode Barang*
|
Varchar (5)
|
Kode Barang
|
Kode Inventaris**
|
Varchar (5)
|
Kode Inventaris
|
Kode Letak
|
Varchar (5)
|
Kode Letak
|
Nama Barang
|
Varchar (30)
|
Nama Barang
|
Merk / Type
|
Varchar (20)
|
Merk / Type Barang
|
Asal
|
Varchar (10)
|
Asal Perolehan Barang
|
Status
|
Varchar (15)
|
Status Barang
|
Keadaan
|
Varchar (10)
|
Kondisi Barang
|
Bahan
|
Varchar (10)
|
Bahan Dasar Barang
|
Satuan
|
Varchar (10)
|
Satuan Barang
|
Ukuran
|
Varchar (10)
|
Ukuran Barang
|
Tahun
|
Year
|
Tahun Pembuatan
|
Jumlah
|
Int
|
Jumlah Barang
|
Harga Barang
|
Double
|
Harga Barang
|
Keterangan
|
Varchar (50)
|
Keterangan Barang
|
d. Tabel
Inventaris Mesin
Tabel
Inventaris Mesin untuk menyimpan data mesin.
Tabel
5.4 Tabel Inventaris Mesin
Field
|
Type Data
|
Keterangan
|
Kode Mesin *
|
Varchar (5)
|
Kode Mesin
|
Kode Inventaris**
|
Varchar (5)
|
Kode Inventaris
|
Kode Letak
|
Varchar (5)
|
Kode Letak
|
Nama Mesin
|
Varchar (30)
|
Nama mesin
|
Asal
|
Varchar (10)
|
Asal perolehan mesin
|
Status
|
Varchar (10)
|
Status mesin
|
Tahun
|
Year
|
Tahun pembuatan mesin
|
Keadaan
|
Varchar (10)
|
Keadaan mesin
|
Nomor Mesin
|
Varchar (15)
|
Nomor mesin
|
Nomor Pabrik
|
Varchar (15)
|
Nomor pabrik
|
Jumlah
|
Int
|
Jumlah Mesin
|
Harga
|
Double
|
Harga mesin
|
Keterangan
|
Varchar (50)
|
Keterangan mesin
|
e. Tabel Inventaris
Gedung dan Bangunan
Tabel Inventaris Gedung ntuk menyimpan data inventaris
gedung dan bangunan.
Tabel
5.5 Tabel Inventaris Gedung dan Bangunan
Field
|
Type Data
|
Keterangan
|
Kode Gedung *
|
Varchar (5)
|
Kode Gedung
|
Kode Inventaris**
|
Varchar (5)
|
Kode Inventaris
|
Kode Letak
|
Varchar (5)
|
Kode Letak
|
Asal
|
Varchar (10)
|
Asal perolehan gedung
|
Status
|
Varchar (10)
|
Status gedung / bangunan
|
Keadaan
|
Varchar (10)
|
Kondisi gedung / bangunan
|
Tahun
|
Year
|
Tahun pembuatan
|
Luas
|
Int
|
Luas gedung / bangunan
|
Harga
|
Double
|
Harga gedung / bangunan
|
Konstruksi
|
Varchar (10)
|
Konstruksi bangunan
(tingkat, beton, tingkat &
beton)
|
Keterangan
|
Varchar (50)
|
Keterangan bangunan
|
f. Tabel
Kendaraan
Tabel
Kendaraan untuk menyimpan data – data kendaraan.
Tabel
5.6 Tabel Inventaris Kendaraan
Field
|
Type Data
|
Keterangan
|
Kode Kendaraan *
|
Varchar (5)
|
Kode Kendaraan
|
Kode Inventaris**
|
Varchar (5)
|
Kode Inventaris
|
Kode Letak
|
Varchar (5)
|
Kode Letak
|
Asal
|
Varchar (10)
|
Asal perolehan kendaraan
|
Status
|
Varchar (10)
|
Status kendaraan
|
Merk
|
Varchar (20)
|
Merk / Type Kendaraan
|
Tahun
|
Year
|
Tahun pembelian
|
Harga
|
Double
|
Harga kendaraan
|
Keadaan
|
Varchar (10)
|
Kondisi kendaraan
|
No. Rangka
|
Varchar (17)
|
No. Rangka kendaraan
|
No. Polisi
|
Varchar (8)
|
No. Polisi kendaraan
|
No. BPKB
|
Varchar (8)
|
No. BPKB kendaraan
|
Keterangan
|
Varchar (50)
|
Keterangan
|
g. Tabel
Inventaris Ruang
Tabel Ruang untuk
menyimpan data nama ruangan.
Tabel
5.7 Tabel Inventaris Ruangan
Field
|
Type Data
|
Keterangan
|
Kode Letak *
|
Varchar (5)
|
Kode letak
|
Nama Letak
|
Varchar (30)
|
Nama letak
|
h. Tabel
Mutasi
Tabel Mutasi untuk
menyimpan data barang-barang yang telah dimutasi.
Tabel
5.8 Tabel Mutasi
Field
|
Type Data
|
Keterangan
|
Jenis Mutasi
|
Varchar (6)
|
Jenis mutasi
|
Kode Inventaris*
|
Varchar (5)
|
Kode inventaris
|
Kode Ruang Awal
|
Varchar (5)
|
Kode ruang awal
|
Kode Ruang Baru
|
Varchar (5)
|
Kode Ruang baru
|
Kode Barang
|
Varchar (5)
|
Kode Barang
|
Kode Mesin
|
Varchar (5)
|
Kode Mesin
|
Nama
|
Varchar (20)
|
Jenis inventaris
|
Tanggal
|
Date
|
Tanggal mutasi
|
Stok
|
Int
|
Stok inventaris
|
Jumlah
|
Int
|
Jumlah mutasi
|
Ket
|
Varchar (30)
|
Keterangan mutasi
|
5.8 Rancangan Desain Tampilan
Desain rancangan dari
sistem informasi inventaris barang di Kantor Camat Palaran adalah sebagai
berikut:
a.
Tampilan Awal ketika
menjalankan aplikasi akan tampil pada layar pilihan menu yaitu Lihat
Laporan,yang dimana setiap pengguna aplikasi yang tidak memiliki hakl akses, hanya bisa melihat laporan saja. Tampilan form awal dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar 5.5
Tampilan Awal Aplikasi
b.
Form
Login

Gambar 5.6
Form Login
c.
Menu Utama
Setelah melakukan login, user akan masuk ke halaman utama dari aplikasi ini lalu user memilih apa yang akan di inputkan.Menu utama dapat dilihat pada Gambar 5.7 :
Setelah melakukan login, user akan masuk ke halaman utama dari aplikasi ini lalu user memilih apa yang akan di inputkan.Menu utama dapat dilihat pada Gambar 5.7 :

d.
Tampilan
Input Data Inventaris

Gambar 5.8
Input Data Inventaris
Form
input data digunakan untuk memasukkan data-data inventaris yang dimiliki
oleh Kantor Camat Palaran.Dalam form ini terdapat beberapa fasilitas yang dapat
digunakan, diantaranya
adalah New untuk menambahkan data, Edit untuk mengubah data apabila
terdapat kesalahan pada saat memasukkan data atau kekeliruan informasi, Delete untuk menghapus data, Home untuk keluar dari form input data, simpan untuk menyimpan
data yang telah diinputkan kedalam datagrid dan tombol batal digunakan
untuk membatalkan data yang telah dientry.
Data dalam form ini diambil dan
disimpan dari table barang, tabel tanah, tabel mesin, tabel gedung, dan tabel
kendaraan.

Gambar 5.8
Form Search Data
e. Form Input Data Ruang

Gambar 5.10
Form Input Data Ruang
f.
Form Input Kode Inventaris

Gambar 5.11
Form Input Kode Inventaris
Form input
kode inventaris berfungsi untuk memasukkan jenis inventaris yang dimiliki oleh
Kantor Camat Palaran, Dalam form ini
terdapat lima pilihan Button yang
digunakan yaitu Save untuk menyimpan data yang telah dientry, New untuk menambahkan data, Edit
untuk mengeditd ata yang telah dientry,
Delete untuk menghapus data yang ada
dalam datagrid dan Back untuk keluar dari program aplikasi. Form ini mengambil dan meyimpan data
dari table inventaris. Prinsip kerja dari form input data inventaris hampir sama dengan form input kode ruang karena sama-sama merupakan form input.
g.
Menu
Laporan

Gambar 5.12 Form Menu
Laporan
Pada Gambar 5.12 yaitu form menu laporan yang digunakan untuk melihat data dari seluruh
barang inventaris yang telah diinputkan, pada form ini tersedia lima pilihan button
yang digunakan untuk mencari data laporan (Search),
lalu untuk menghapus data laporan yang terdapat kekeliruan (Delete), kemudian untuk mengubah data
pada laporan (Edit), setelah itu
tersedia pula button untuk menyimpan data laporan (Save).
5.9 Evaluasi Sistem
Kegiatan mengevaluasi sistem hasil
perancangan dan memasukan kekurangan serta mencari penyebabnya dan berusaha untuk memperbaikinya bila ada
kekuarangan dalam perancangan sistem
yang baru tersebut serta menelaah apakah sistem yang baru tersebut dapat berjalan dengan sesuai
dengan permintaan dan kebutuhan, bila tidak diperlukan adnya perbaikan
seperlunya.
BAB VI
PENUTUP
Setelah melakukan analisis terhadap
permasalahan pada sistem informasi pengelolahan barang inventaris kantor camat
palaran dan mencoba memberikan alternatif solusi dengan membuat program
aplikasi penulis mencoba menarik kesimpulan dan memberikan saran untuk
perbaikan kinerja sistem.
6.1 Kesimpulan
Permasalahan yang muncul di Sistem Informasi
Pengelolaan Barang Inventaris menyangkut administrasi barang, dicoba diangkat
untuk dicari jalan keluarnya atau diupayakan untuk dapat ditangani dengan
sistem yang baru dengan orientasi penggunaanya untuk stand alone komputer, oleh
karena itu kesimpulan dari program aplikasi yang dibuat ini, antara lain :
1. Program
aplikasi yang dibuat diharapkan dapat mempercepat proses pengolahan data dan
pelayanan informasi
2. Menghasilkan
format laporan yang memadai dan tepat waktu sehingga mudah memenuhi kebutuhan sebagai
mana mestinya.
3. Informasi
dari sistem yang baru diharapkan akan lebih baik, cepat dan efektif karena
menggunakan alat bantu komputer tetapi tidak terlepas dari sumber daya
manusianya sendiri dalam memanfaatkan teknologi yang ada untuk mnunjang daya
kerjanya.
6.2 Saran
Diharapkan sistem yang baru ini
mendapatkan masukan dan perbaikan untuk melengkapi sistem sehingga pada sistem
informasi inventris barang kecamatan Palaran ini dapat menunjang proses
penyajian informasi yang tepat, cepat dan akurat.
1. Sistem
ini hendaknya dapat dipergunakan oleh personil yang memahami sistem
komputerisasi,sehingga penyajian informasinya dapat dilakukan dengan baik.
2. Fungsi-fungsi
dalam aplikasi sistem diharapkan dapat dipergunakan oleh sebagian besar pegawai
kantor camat Palaran.
3. Agar
tercapai pengolahan data yang baik, hendaknya pemeliharaan data dapat
diperhatikan karena data merupakan sumber yang sangat penting dalam pengambilan
keputusan, laporan dan informasi yang lain, baik secara lisan maupun tulisan.
4. Untuk
mencegah rusaknya atau hilangnya data dalam file, sebaiknya dibuat file backup.
DAFTAR PUSTAKA
Octovhiana, D. K. (2014). Kuliah
Berseri Ilmu Komputer.com. Cepat Mahir
Visual Basic 6.0.Madiun.
Pambudi, E. (22 April 2015). Pengertian Sistem Basis Data Menurut
Para Ahli. Diakses pada 3
Mei 2016 dari http://dosenit.com/kuliah-it/database/pengertian-sistem-basis-data-menurut-para-ahli
Sutarman,
M.Kom. 2009. "Pengantar Teknologi Informasi", Edisi Pertama.
Bumi
Aksara.
Jakarta.
Yudhanto, Y. (2013). Context
Diagram (Diagram Konteks). Proses Bisnis
dan SIM. Yogyakarta.
Yani, M. (2015). ERD (Entity
Relationship Diagram). Analisa dan
Perancangan Sistem Informasi. Samarinda.
Wulansari, T. T. (2015). Pendekatan
Perancangan Terstruktur. Analisa dan
Perancangan Sistem Informasi. Samarinda.